Hari ketiga, tepatnya hari kedua konferensi, adalah hari dimana saya presentasi. Malamnya udah persiapan seadanya. Slide insya Allah siap. Tinggal tidur aja. Capek baru nyampe Jepang. Narik koper berkilo-kilo meter jauhnnya bikin tangan pegel.
Besoknya bangun pagi-pagi, masak mie instan untuk sarapan. Tiba-tiba ada yang ketok pintu, "assalamu'alaikum mas, ini untuk sarapan." Waah baik banget, beliau Bapak Irsyad, anggota PPI Hiroshima yang tinggal di apato sebelah, ngasi bento untuk kita makan siang. Hangatnya kekeluargaan PPI Hiroshima. Berangkat ke kampus, jalan kaki ke Saijo Eki, stasiun kereta menuju arah Hiroshima Station.
Rush hour, to fix the presentation |
Jam makan selesai, shalat bentar. Shalatnya tepat di samping pintu toilet, ada tempat yang cukup untuk shalat jamaah. Orang jepang dan orang luar ternyata cukup toleransi dan tidak terlalu terganggu dengan aktifitas shalat kami. Tidak seperti anggapan saya sebelumnya. Selesai shalat, saya langsung masuk ke ruang presentasi. Room 4, 12.50 pm, first presentation with tittled "Integration of Aeromodelling with Geotagging Based on the Geographic Information System as a Disaster Victim Evacuation Strategy". Waktu maju ke depan saya cukup tenang. Membuka presentasi, it was fluently enough. Perlahan kok tiba-tiba grogi ya. Grogi pertama karena bingung nerjemahin kata naik-turun dan terlanjur terucap dengan bahasa indonesia. Kemudian groginya berlanjut sampai presentasi selesai. Ya Allah pertanda apa ini. Ini perasaan yang hampir 6 tahun saya tidak meraskannya lagi. Mungkin karena penontonnya orang baru, tempat presentasinya juga baru. Ibarat peta, skalanya beda.
Saya sedang mempresentasikan hasil riset saya. |
Tapi Alhamdulillah semua berjalan lancar. Dan satu kesimpulan saya petik, "Biarlah gugup saya di ramah internasional dimulai di umur 20 tahun dan selesai saat itu juga." amin. hehe Presentasi kedua membahas tentang pemetaan pratisipatif, di Selandia baru. Namun berbeda dengan partisipatif yang ada di Indonesia, alat yang digunakan iPhone dan tablet lainnya. Sama aja pemetaan oleh tenaga ahli kalo gitu, atau pemetaan dengan alat ahli. hehe.. Menginjak presentasi ketiga, dia kayanya mahasiswa bachelor juga. Atau paling tidak S2, dari Ohio, bahas tentang Haity. Bahasa inggrisnya lancar banget. Jelaslah, dari belum lahir udah pake bahasa inggris. Sebelum presentasi ketiga selesai, saya harus meninggalkan ruangan dan pindah ke ruangan sebelah. Di sana gerry dkk presentasi juga. Sayang sih, kesempatan untuk mendengarkan, sharing wawasan, dan foto-foto harus direlakan. Gapapa. it's no problem. Kesempatan bisa dua kali datang, asal probabilitasnya ditingkatkan. Tapi yang agak sayang, presenter ketiga adalah dari IPB Bogor. Setengah ga enak setengah sayang. Dan ya sudah, saya akhirnya pindah ruangan.
Di ruangan sebelah, masih ada rekan dari Nepal yang sedang presentasi. Selang beberapa menit, Gerry dkk mendapat giliran maju. Mereka presentasi dengan cukup baik. Kayanya sama deh, gugup itu kerasa. Tapi masing-masing punya gaya berbeda dalam menyikapinya. hehe. Alhamdulillah mereka selesai presentasi. Karena mereka adalah presenter terakhir, jadi setelah itu ada sesi foto bersama. Dan, saya membayangkan seandainya ada di Room 4. Tapi tak mungkin, masa tiba-tiba masuk dan minta/ikutan foto bareng, dengerin aja kagak. Su'udzon merasuk kalbu. Ya sudah tak usahlah, yang penting all is well. Selesai presentasi kami cerita-cerita sejenak. Ada yang ke toilet. Abis itu kami ambil jaket di hanger dan bersiap keluar. Alhamdulillah hari ini berlangsung lancar. Puji syukur atas karunia Allah yang mentakdirkan kami di sini. Mungkin tidak semua dapat merasakannya, sehingga syukur kami harus lebih dari mereka. Sekian cerita hari ketiga, cerita selanjutnya silahkan ditunggu.
Waaah. Pengalaman yang seru.
ReplyDeleteInspiratif sekali mas,
Salam kenal dari blogger Madura.
ditunggu blogwalkingnya di wahyualam.com