Ketika Semua Terasa Begitu Berat

Ya Allah, kenapa semuanya terasa berat?


PadaMu Rabbi, aku bertengadah.

Mengangkat dua telapak tangan..


Aku bagaikan jiwa kosong yang berlari.

Tak tahu kemana, tak tahu pula untuk apa.
Semakin ku pikir, tujuan semakin baur, tak berujung.


Entah, mungkin aku banyak salah.

Salah padaMu, Tuhanku. Salah pada sesamaku.
Ku ingkari nikmatMu, nikmat yang telah Kau janjikan pasti datang.
Nikmat yang sempat Kau berikan. Aku buang rasa syukurku.

Ya Allah, hati ini terlalu sombong.
Terlalu menganggap segalanya mudah, segalanya bisa dilakukan.
Padahal Engkaulah yang melakukan, Engkaulah yang ada di balik semua ketercapaianku.

Tapi aku yang mengakuinya, bukan malah aku bersyukur.

Sungguh jika Engkau tidak Maha Pengampun, maka celakalah aku.



Ya Allah, aku tahu ini ujian.

Sebab Kau takkan menaikkan derajatku hanya dengan karunia.
Kau uji diriku, bisakah aku mensyukurinya atau justru kufur.
Dan kelihatan semua sekarang, aku lebih mengkufurinya.
Ya Allah, terasa sekali... Sakit, pahit, sepi, semua cepat datang cepat hilang.
Benar memang, sakitnya terjatuh lebih parah ketimbang tak pernah naik.


Ya Allah, aku ingin berubah.

Aku ingin memperbaikin diri.
Cukuplah kesombongan ini menjadi pelajaran bagiku.
Bahwa segala takdir itu adalah ketentuanMu.
Sesuatu akan terjadi atau tidak itu kuasaMu.
Semudah dan sesulit apapun itu.
Ya Allah, jangan Kau tepikan aku lagi dari rahmatMu.


Cukuplah ya Allah diri ini dalam kesesatan yang benderang, benderang semu.

Dalam kemaksiatan yang tak pernah kau ijinkan hambaMu mendekatinya.
Kemaksiatan mata, hati, mulut, telinga, hidung, tangan, kaki, dan lainnya.
Cukuplah aku dalam kesombongan yang membuat aku tenggelam perlahan.
Ya Allah, aku sadar aku punya Engkau yang akan melepasku dari segala cobaan.
Tapi jika aku tak menjemput, tak pernah Kau akan datang.
Sesuai dengan apa yang telah Engkau firmankan.
Ya Allah, ijinkan aku kembali. Mudahkanlah, Aamiin...