See You on Top!

Rabu, 25 Desember 2013, tepat di hari Natal, aku pulang ke madura. Ini bukan pulang yang biasa, karena kakakku akan melangsungkan pernikahannya di tanggal 27-nya. Namun bukan itu yang ingin aku ceritakan.


Sejak dari Jogja sampai akan kembali ke Jogja. Aku seperti mengalami kilas balik ke diriku di masa lalu, tepatnya ketika masih SMA. Semua seakan terulang dan terbayang di kepala, juga terasa di dada. 



Dan semua itu menjadikanku mengingat kalian, Genetika. Keluarga keduaku, yang sempat menenami dalam satu ruang dan waktu tiga tahun lamanya. Aku juga tak paham mengapa perasaan itu membawaku pada masa lalu. Tapi aku rindu kalian, aku rindu akan diriku yang tidak tahu apa-apa kemudian menjadi pribadi yang lebih dewasa dengan mengenal kalian. Kalian berwarna-warni. Dan warna-warni itulah yang membuatku mudah mengurai pelangi. 


Sudah tiga setengah tahun kita memilih jalan masing-masing. Lebih lama dari kita bersama dulu. Di sini aku memiliki teman dekat. Namun itu belum dapat dibandingkan dengan kedekatan yang pernah kita buat. Mereka, teman dekatku di sini, hanya beberapa. Sedangkan kita, bertiga puluh dua. Lingkaran kita lebih besar, sehingga energi kita juga lebih besar. 


Tak berpengaruh sekarang jarak memisahkan. Lingkaran itu tidak hilang, namun melebar. Aku yakin, di sana, di tempat masing-masing, kita tengah menebar kebaikan pada sekeliling kita, pada lingkungan, juga pada orang-orang di dekat kita.



Sebenarnya aku ingin cerita banyak pada kalian, dalam satu tempat yang sama. Kita kumpul untuk kembali saling mengisi semangat. Karena aku sudah dua kali bolos pertemuan tahunan kita, yang selalu dilakukan setiap ramadhan. Pertama dulu aku sedang jalan-jalan ke negeri orang. Kedua kemarin aku sedang KKN di Indonesia timur. Sering memang liburku atau lebih tepatnya waktu untuk aku pulang tidak sama dengan kebanyakan kalian. Jadi aku tak bisa mengunjungi kalian semua. Hanya tiga orang yang kemarin sempat ku kunjungi.


Foto Bersama (Genetika) dengan Mempelai Asrul dan Reta


Sekarang, satu dari kita sudah menggenapkan separuh agamanya. Dialah Asrul. Dia yang memukul gong pertama. Aku yakin, semua dari kita punya tujuan sama. Punya keluarga impian masing-masing. Nanti kau akan kami ikuti, Srul. Jangan kuatir. Beberapa dari kita juga sudah bisa mandiri secara keuangan dari orang tuanya. Ada yang sudah bekerja tetap. Ada juga dengan penghasilan wirausahanya.



Aku bangga pada kalian. Kalian manusia super. Aku tidak menyesal pernah bersama. Mungkin dulu jika ibu Dimas tidak tegas bertanya padaku apakah ingin ikut tes PSUB atau tidak dan juga mas Acul tidak mendesakku untuk ikut tes itu, cerita akan berbeda. Mungkin sekarang aku tidak akan di Jogja, atau di UGM sini. 



Sekolah kita semacam jadi batu loncatan bagiku, dari suatu sekolah di desa terpencil sampai ke salah satu kampus paling top negeri ini. Dan kalian adalah pendorong loncatanku. Apalah arti batu loncatan jika tidak bisa meloncat, atau meloncat tapi tak sampai. Tapi, Alhamdulillah, Allahu Akbar, aku mendapatkan keduanya.



Aku ingin, suatu saat nanti, kita dapat berkumpul kembali, dengan keluarga impian masing-masing, dengan impian yang sudah teraih masing-masing. Kita melingkar lagi dengan energi yang lebih dahsyat. Tujuanku cuma satu, apa yang kita pernah nikmati dapat dinikmati pula oleh orang-orang setelah kita. 



Mungkin kedengarannya terlihat aneh, kalau sekarang aku ucap "Songsong Senom II". Kalian tahu apa Songsong Senom? Itu yayasan yang dulu menjadi donatur berdirinya kelas unggulan di sekolah kita, dan kemudian sempat mati. Aku ingin itu kembali berdiri dengan kita yang mengawali. Pernah aku ucap itu di kumpul pertama kita pasca lulus SMA dulu. Mungkin ada dari kalian yang ingat namun tak menghiraukannya, mungkin juga kalian tak ingat sama sekali. Tapi dari dulu aku yakin, itu pasti bisa diwujudkan dan menjadi kenyataan. Keyakinan itu ada karena kalian ada, itu saja, sederhana.



Sering aku berkata pada kalian, "See you on Top!". Itu sebagai pengigat dan pemicu semangat agar kita dapat terus keep on track in our struggle. Juga sebagai jargon baru di tengah lingkaran yang terus melebar ini. Sampai lingkaran itu nanti kembali mengecil karena kita perlahan telah mendekati dan mencapai puncak itu.



"So, See You on Top!"

0 comments:

Post a Comment